Hujan



Rerumputan masih bergerak-gerak diterpa jutaan titik air dari langit. Tersirat rona kebahagiaan si rumput dibalik hijau daunnya, rona bahagianya begitu pekat terpancar dari membukanya helai-helai daunnya, daun-daun itu perlahan membuka diri dari keterasingan selama kemarau menderukan kedatangannya, dimana daun-daun itu memilih mengatupkan diri, layu, atau bahkan menggugurkan dirinya berpisah dari sang batang, tempatnya bersandar untuk menghirup nikmat Tuhan, bermetamorfosis, membantu sang rumput tumbuh nan bahagia…
 
Kini jagat mayapada nan luas ini bergembira kembali, segala jenis tumbuhan bisa bercengkrama dengan alamnya yang amat bersahabat..

Seekor belalang bisa kembali mencari daun kesukaannya, sang daunpun ikhlas menyumbangkan daunnya diambil sang belalang, titik-titik air itu menghidupi sang rumput untuk terus berpacu menumbuhkan sang daun muda, begitu seterusnya, tak ada kekhawatiran bila titil-titik air itu datang, semua tenang, semua berlega diri..

Terlihat sang capung berteduh dibawah kerumunan daun talas, sesekali ia mengibaskan sayapnya yang mungil saat terkena titik-titik air yang jatuh dari sela-sela daun. Ia berteduh memang takut sayapnya basah dan tak mampu terbang, tapi baginya titik-titik air yang jatuh itu juga berkah, ia pastinya menunggu-nunggu alam ini kembali mekar sehingga ia bisa meletakkan telurnya ditempat yang aman, yang tak kekurangan air, yang tak terlalu gersang, agar ia bisa melihat generasinya tumbuh, melanjutkan perjuangannya dialam yang bebas ini..

Terlihat dikejauhan anak-anak bermain kejar-kejaran, mereka berlari dijalan-jalan setapak yang tanahnya mulai bercampur air, suara kaki mereka melangkah sangat berisik, air dari jalan itu menciprati rerumputan kecil dipinggirannya.. 


Sambil tertawa anak-anak itu tetap berkejar-kejaran, berlari, melompat, terjatuh, dan begitu seterusnya. Semua tumbuhan dan hewan-hewan itu tahu, anak-anak itu sama bahagianya dengan mereka, sama rindunya dengan mereka dengan titik-titik air itu…

Padi-padi disawah dengan gagahnya menjulangkan daunnya kearah sang air datang, ia seolah dengan bangga menyambut kedatangannya, kedatangan yang mengharu birukan suasana alam saat itu.

Titik-titik air… titik-titik harapan bagi jagat ini, bagi sang rumput, bagi sang belalang, bagi anak-anak, bagi sang padi, bagi sang petani, dan bagi alam ini.. terimakasih kepadamu sudah kembali mendatangi tempat ini, menyambangi kembali kami yang selama ini merana karna kealpaanmu, sampaikanlah rasa terimakasih ini kepada Sang Khalik, penciptamu, kami tahu ia pasti mengirimmu kesini..
Hujan.

20 september 2012, pukul 00.20 pagi.

Comments

Popular Posts