Nyalau ; Sebuah Kearifan Lokal Agraris Masyarakat Lampung Selatan
Bagi
masyarakat asli Lampung, terutama yang tinggal didaerah Lampung Selatan, sektor
pertanian adalah salah satu andalan matapencaharian mereka. Bisa dengan mudah
kita lihat, dipekon-pekon (pekon adalah bahasa Lampung untuk kata “desa”) yang
mayoritas penduduknya adalah suku Lampung, kebun dan pesawahan adalah
pemandangan yang hampir selalu ada menyertai kerumuman rumah-rumah penduduk. Masyarakat
Lampung mayoritas memiliki kebun sendiri, kebanyakan adalah harta warisan. Selain
kebun, beberapa juga memiliki petak sawah.
Bagi
masyarakat Lampung Selatan yang memiliki sawah, biasanya 1 bulan setelah masa
tanam padi, mereka melakukan “bersih-bersih” pada sawah mereka, yaitu membuang
rumput (gulma) yang tumbuh mengelilingi tanaman padi mereka. Tumbuhan rumput
atau gulma ini tentunya sangat merugikan padi, karena pertumbuhan padi akan terhambat
akibat unsur hara yang seharusnya dimanfaatkan padi untuk berkembang justru
harus dibagi kemanfaatannya dengan rombongan gulma tersebut. Kegiatan membuang
gulma ini disebut dengan istilah “Nyalau”. Nyalau biasa dilakukan oleh para petani
di Lampung Selatan setiap 1 bulan setelah masa tanam padi dan bisa saja
dilakukan berulang bila dipandang perlu.
Image Source : https://fitrihadiwiyono.files.wordpress.com/2011/03/dsc_3410.jpg
Cara nyalau sendiri adalah dengan cara
membuang gulma dari petak sawah atau menenggelamkan gulma tersebut (yang sudah
terlebih dahulu dicabut tentunya) kedasar lumpur sawah yang tujuannya agar
gulma-gulma tersebut mati dan menjadi pupuk bagi tanaman padi tersebut. Yang membantu
nyalau biasanya adalah kerabat/keluarga sendiri (sistem resiprokal, si kerabat
juga nanti akan ditolong si pemilik sawah dalam kegiatan pertanian lainnya),
namun tak jarang pula para pemilik sawah menyewa beberapa tetangga mereka
dengan sistem upah.
Jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan untuk kegiatan nyalau tentunya bergantung dari
kebutuhan si pemilik sawah, kalau luas sawahnya besar, maka tentunya akan
membutuhkan banyak tenaga, oleh karenanya, kegiatan nyalau ini masa akhirnya tentatif.
Sebagaimana halnya dengan jenis kearifan lokal lain dibelahan bumi nusantara
lainnya, kegiatan nyalau inipun memiliki segi positif dalam mengeratkan tali
silaturahmi dan tradisi saling tolong-menolong antar anggota masyarakat. Nyalau
adalah suatu kearifan lokal yang pantas dibanggakan oleh masyarakat di Lampung
Selatan.
*Penulis
adalah masyarakat asli desa di Lampung Selatan, sekarang tinggal di Bandar
Lampung.
Kearifan Lokal semacam ini sangat perlu untuk dilestarikan, semoga tidak tergerus oleh jaman :)
ReplyDeleteInfo CPNS